"Kanker pada anak memang berbeda dari kanker yang dijumpai pada orang dewasa. Kanker pada orang dewasa dapat dicegah, pada anak tidak," terang dr dr Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA, IBCLC.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Aksi Seribu: Mari Waspadai & Kenali Kanker Pada Anak Sejak Dini di Rumah Anyo milik Yayasan Anyo Indonesia (YAI), Jl Anggrek Nelli Murni Blok A No 110, Slipi, Jakarta Barat, Jumat, (14/6/2013).
Dalam acara ini dr Edi juga mengatakan bahwa 'tools' untuk kanker anak tak sebanyak pada kanker dewasa. "Kalau dewasa ada Sadari untuk kanker payudara, ada papsmear untuk serviks. Namun pada anak, dari sekian banyak kanker anak hanya satu yang ada, itu untuk retinoblastoma (kanker bola mata) namanya 'lihat merah', cuma itu," ucapnya.
Ia juga mengatakan bahwa seringkali orang tua sudah ketakutan ketika anaknya diketahui terkena kanker, padahal seharusnya tak perlu. Menurutnya, kanker pada anak dapat disembuhkan dan memiliki peluang 80 persen untuk sembuh jika diketahui dalam saat stadium awal.
"Asal orang tua mewaspadai, itu kuncinya. Karena kanker anak itu tidak diketahui penyebabnya dan tak bisa dicegah. Kalau Tuhan bilang anak itu kanker, anak itu akan kanker," ujar dr Edi.
Walaupun tak dapat dicegah bukan berarti orang tua membebaskan anak untuk makan sembarangan. Pola hidup sehat harus tetap diajarkan sejak dini agar anak terhindar dari kanker dewasa nantinya.
Selain itu, dokter bertubuh tinggi ini juga menjelaskan bahwa banyak survivor kanker anak yang telah sembuh dan sukses saat ini. Beberapa diantaranya telah menjadi dokter, karyawan, menikah, dan punya anak selayaknya mereka yang normal.
"Jadi tak perlu khawatir, yang penting cepat diketahui dan waspada," kata dr Edi mengakhiri perbincangan.
http://ping.sg/rpc/miftahrahman/2d8cqf5phn
